Laporan Reporter Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Perusahaan Crypto Amber Group yang berbasis di Singapura kini juga dilanda badai PHK alias pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi ratusan karyawannya.
Tech in Asia tidak mengatakan berapa banyak karyawan yang terkena PHK. Namun menurut sebuah laporan oleh jurnalis crypto Cholin Wu, lebih dari 50 persen dari beberapa tim perusahaan akan terpengaruh oleh pemotongan tersebut.
Wu menambahkan Amber Group sebelumnya telah mengurangi 30 persen hingga 40 persen karyawannya pada September 2022.
Berita tentang PHK muncul setelah dilaporkan perusahaan sedang mencari pendanaan dengan valuasi US$10 miliar pada Mei lalu.
Perusahaan terakhir mengumpulkan US$200 juta pada Februari tahun ini dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh perusahaan investasi Singapura Temasek Holdings, dengan partisipasi dari Sequoia China dan Tiger Global Management.
Amber Group, yang membantu perusahaan memperdagangkan dan mengelola aset digital, didirikan pada 2015 oleh mantan pedagang Morgan Stanley Tiantian Kullander, Wayne Huo, Tony He, dan Michael Wu, serta pengembang Bloomberg Thomas Zhu.
Baca juga: Sayurbox PHK 5 Persen Karyawannya, CEO: Agar Bisnis Bisa Berkelanjutan
Pekan lalu, tersiar kabar bahwa co-founder Amber Group Tiantian Kullander telah meninggal mendadak pada usia 30 tahun.
Sementara itu, PHK terjadi di tengah gejolak di industri teknologi. Platform perdagangan Crypto Bybit memangkas sekitar 30 persen tenaga kerjanya, Carousell memberhentikan 10 persen pekerjanya.
Baca juga: Kerugian Membengkak, BuzzFeed PHK 12 Persen Karyawan
Platform e-commerce Shopee juga melakukan PHK putaran ketiga tahun ini pada pertengahan November.