Laporan Reporter Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Walikota New York City, Eric Adams, mengungkapkan pandangannya tentang aset crypto setelah kebangkrutan yang melanda salah satu bursa cryptocurrency terbesar di dunia, FTX.
Adams yang ditemukan di Manhattan Family Justice Center pada Selasa (22/11/2022) dikenal sebagai pendukung bitcoin dan crypto. Adams mengubah sebagian gajinya menjadi BTC dan ETH awal tahun ini, untuk “mengirim pesan bahwa Kota New York terbuka untuk teknologi”.
Ditanya apakah dia menyesal mendukung Bitcoin dan apakah Kota New York, yang dia pimpin, akan terus mempromosikan industri crypto, Adams mengatakan dia “percaya pada teknologi mata uang blockchain.
Baca juga: Bank Sentral Inggris Soroti Keruntuhan FTX dan Pentingnya Regulasi Crypto
“Yah, pertama-tama saya percaya pada teknologi – seluruh ide menggunakan crypto, mata uang blockchain, Anda menyebutnya dompet dunia maya. Kita harus pindah ke ruang ini. Ruang ini akan datang suka atau tidak suka,” jawabnya kepada awak media, dikutip dari Bitcoin News.
“Industri ini tidak akan hilang karena mereka mencapai titik terendah. Ini adalah industri yang harus kami terima, dan saya ingin lebih bersandar pada blockchain dan teknologi lainnya,” tambahnya.
Bagi Adam, semua industri pasti mengalami pasang surut. Dia menjelaskan, “Para ‘raja obligasi sampah’, penipuan yang mereka jalankan di pasar saham dan obligasi penny, jadi selalu ada orang yang akan mengeksploitasi bentuk industri ini.”
Walikota New York melanjutkan, dia percaya pada pasar baru dan mata uang baru. Dia juga ingin mendorong anak muda untuk mempelajari aset kripto.
“Kami mengadakan pertemuan crypto dalam kemitraan dengan pemilik New York Nets di mana kami membawa anak muda untuk belajar tentang industri ini,” kata Adams.
Awal tahun ini, Adams menyatakan keinginannya untuk menjadikan New York City sebagai pusat cryptocurrency dan inovasi keuangan lainnya.
Dia menekankan, “Menjadi yang terdepan dalam inovasi semacam itu akan membantu kami menciptakan lapangan kerja, meningkatkan perekonomian kami, dan terus menjadi magnet bagi bakat-bakat dari seluruh dunia.”