Laporan Reporter Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NASSAU – Crypto exchange FTX pendiri dan mantan CEO Sam Bankman-Fried dilaporkan telah membatalkan keputusannya terhadap ekstradisi ke Amerika Serikat, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Mantan miliarder crypto itu muncul di pengadilan Bahama pada Senin (12/12/2022), untuk secara resmi melepaskan hak ekstradisinya, yang akan membuka jalan bagi otoritas federal AS untuk memastikan kepulangannya ke tanah Paman Sam.
Menurut CNBC, ekstradisi antara Bahama dan AS dikodifikasi melalui perjanjian tahun 1991. Dalam praktiknya, proses tersebut memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, karena terdakwa memiliki banyak kesempatan untuk mengajukan banding.
Baca juga: Sam Bankman-Fried Ditangkap di Bahama setelah AS Mengajukan Dakwaan Terkait Kasus FTX
Tim hukum Sam Bankman-Fried awalnya mengatakan mereka berencana untuk menentang ekstradisi tersebut. Keputusannya untuk menyetujui ekstradisi akan membuka jalan baginya untuk hadir di pengadilan AS untuk menghadapi tuduhan penipuan kawat, pencucian uang, dan dana kampanye.
Pria berusia 30 tahun itu awalnya dijadwalkan hadir untuk sidang berikutnya pada Februari 2023.
Bankman-Fried didakwa di pengadilan federal New York pada hari Senin atas tuduhan penipuan kawat, penipuan sekuritas, konspirasi untuk menipu Amerika Serikat dan pencucian uang. Diperkirakan lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) itu bisa menghabiskan sisa hidupnya di penjara jika pengadilan memutuskan dia bersalah.
Setibanya di Amerika Serikat, Bankman-Fried kemungkinan akan ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan di Brooklyn, meskipun beberapa terdakwa federal ditahan di penjara di luar New York City karena kepadatan di fasilitas tersebut, kata pengacara pendiri FTX Zachary Margulis-Ohnuma.
Pada sidang pengadilan pertamanya di Manhattan, Bankman-Fried akan diminta untuk mengajukan pembelaan dan hakim akan memutuskan dengan jaminan, kata Margulis-Ohnuma.
Pengacara menambahkan bahwa sidang seperti itu harus dilakukan dalam waktu 48 jam setelah kedatangan Bankman-Fried di Amerika Serikat, meski bisa lebih cepat.
Jaksa kemungkinan akan berargumen bahwa Bankman-Fried berisiko melarikan diri dan harus tetap dalam tahanan karena banyaknya uang yang terlibat dalam kasus ini dan keberadaan dana yang tidak jelas.
Baca juga: Pendiri FTX Sam Bankman-Fried Ditangkap di Bahama Setelah AS Mengajukan Tuntutan Pidana
“Uang yang hilang memberi jaksa argumen yang kuat bahwa dia berisiko melarikan diri. Saya berharap jika hakim memberikan dia pembebasan praperadilan, mereka akan memberlakukan persyaratan yang sangat ketat dan berat,” kata mantan jaksa federal AS Michael Weinstein.
Mantan CEO FTX juga menghadapi tuduhan lain dari Komisi Sekuritas dan Bursa dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) atas tuduhan serupa, bahwa ia mencoba menipu pelanggan FTX miliaran dolar AS sejak 2019, tahun pendirian pertukaran crypto. .
Perusahaan Bankman-Fried lainnya, Alameda Research, adalah dana lindung nilai crypto yang menurut regulator federal AS menggunakan uang klien FTX untuk terlibat dalam perdagangan yang menelan biaya miliaran dolar AS.
Runtuhnya FTX dipicu ketika situs berita crypto Coindesk mengungkapkan posisi yang sangat terkonsentrasi dalam koin FTT yang dikeluarkan oleh pertukaran crypto, yang digunakan oleh Alameda Research, sebagai jaminan miliaran pinjaman crypto.
Baca juga: Empat Perusahaan Media Dipecat Karena Mencoba Mengungkap Identitas Kreditur Crypto Exchange FTX